Istilah
begalan, berasal dari kata begal, artinya sama dengan perampok. Jadi orang yang
pekerjaanya merampas barang orang lain disebut merampok atau membegal. Begalan
bukan berarti merampas barang orang lain, tetapi justru hakekatnya menjaga
keselamatan apabila nanti ada roh-roh jahat datang untuk mengganggunya. Istilah
begalan di sini sebagai
syarat atau krenah/ pengruwat guna menghindari segala kekuatan-kekuatan gaib
yang mengancam keselamatan kedua mempelai. Begalan diartikan dengan ucapan
kebegalan sambekalanipun, maksudnya dijauhkan dari segala mara bahaya,
...............
Seni
begalan dipertunjukkan apabila seseorang mempunyai hajat mengawinkan anak
sulung dengan anak sulung, anak bungsu
dengan anak sulung atau anak bungsu dengan anak bungsu. Hal semacam itu
merupakan suatu pantangan, apabila perkawinan seperti itu terjadi, perlu
diadakan begalan. Seni begalan ini biasanya dilakukan pada sore hari, kurang
lebih pukul empat sore. Pada umumnya orang Jawa tidak lepas dari
perhitungan-perhitungan menurut cara kejawen atau kepercayaan naluri. Segala
sesuatu diperhitungkan dengan teliti, baik waktu, hari, bulan sampai tahun.
Sebenarnya seni begalan pada jaman dahulu diadakan oleh para demang, dimana kekuasaan demang pada waktu itu adalah mutlak berbuat seperti raja. Setiap perintahnya harus cepat atau segera dilaksanakan. Itu, rakyat beranggapan bahwa seni begalan adalah merupakan warisan dari para leluhur Banyumas yang tidak boleh ditinggalkan. Oleh karena sangat taatnya sehingga seseorang yang sebenarnya kurang mampu untuk mengadakan hal itu lalu mengada-ada. Mereka beranggapan apabila dapat mengadakan hal tersebut di atas mereka bangga dan terpandang.
Sebenarnya seni begalan pada jaman dahulu diadakan oleh para demang, dimana kekuasaan demang pada waktu itu adalah mutlak berbuat seperti raja. Setiap perintahnya harus cepat atau segera dilaksanakan. Itu, rakyat beranggapan bahwa seni begalan adalah merupakan warisan dari para leluhur Banyumas yang tidak boleh ditinggalkan. Oleh karena sangat taatnya sehingga seseorang yang sebenarnya kurang mampu untuk mengadakan hal itu lalu mengada-ada. Mereka beranggapan apabila dapat mengadakan hal tersebut di atas mereka bangga dan terpandang.
A.
Prosesi Opera Begalan
Syarat
tentang tempat untuk keperluan pertunjukkan tidak memerlukan tempat yang khusus
atau mewah. Tidak perlu mendirikan panggung, cukup dihalaman rumah, tanpa
dekor. Tata pakaian dan tata rias sangat sederhana. Pakaian cukup baju koko
hitam, celana komprang hitam, stagen dan sabuk, kain atau sarung, sampur dan
iket wulung (hitam). Sedang perlengkapan yang dipergunakan yaitu Wlira dan
Brenong Kepang. Wlira yaitu alat yang berujud pedang, dipergunakan sebagai
pemukul. Panjang Wlira 1 meter, tebal 2 centi meter dan lebar 4 centimeter.
Bahan yang dipergunakan dari ruyung atau pohon pinang. Pembawa Wlira adalah si
begal dari pihak mempelai wanita dengan nama Suradenta.
Pengantar mempelai laki-laki yang membawa peralatan-peralatan Brenong Kepang
bernama Surantani atau Jurutani.
Brenong
Kepang merupakan sepikul alat-alat dapur. Masing-masing alat-alat dapur itu
memiliki makna kias tersendiri. Adapun macam-macam alat dapur tersebut yaitu
wangkring atau pikulan, ian dan ilir, cething, kukusan, kalo, tampah, sorok, cethong,
irus, siwur, kendil, pala pendem, pala gumantung, dan seikat padi. Kebiasaan
orang Banyumas, sebelum pertunjukkan dimulai didahului dengan mengadakan
(menyajikan ) sesajen dengan membakar kemenyan disertai pembacaan
mantra-mantra. Maksud sesajen itu supaya selama berhajat dan waktu mempelai
disandingkan selamat, tidak ada gangguan apapun juga. Macam sesajian yang biasa
diadakan yaitu :
1.
Tumpeng sewu, yaitu tumpeng kecil yang jumlahnya seribu. Tetapi di sini tidak
harus berjumlah seribu, arti bilangan
seribu
hanya untuk menunjukkan jumlah banyak.
2.
Panggang emas, yaitu panggang dari ikan emas yang dibakar tidak diberi bumbu.
3.
Kembang telon, yaitu bunga yang tediri dari tiga macam; bunga mawar merah,
bunga kanthil, dan bnga kenanga.
4.
Pisang, meliputi pisang ambon, pisang emas dan pisang raja.
5.
Candu
6.
Wedang pitu, yaitu tujuh macam minutan; kopi pahit, kopi manis, teh pahit, teh
manis, air putih, air bunga dan wedang
jembawuk.
7.
Bubur abang dan bubur putih, nasi lembek (bubur) warna merah dan putih.
8.
Rakan
9.
Krawu menir, yaitu nasi menir yang diberi kelapa.
10.
Kaca pengilon dan pupur (bedak)
11.
Pepesan bekatul
12.
Minyak Wangi
13.
Kemenyan
14.
Tebu
15.
Cengkir Gading (kelapa muda gading)
16.
Beras kuning
17.
Ayam tulak, yaitu ayam berbulu hitam semuanya, hanya pada sayapnya saja yang
ada sedikit putih.
18.
Dawegan kelapa hijau, yaitu kelapa muda kulitnya berwarna hijau.
Macam-macam
sesajian ini biasanya diletakkan ditempat yang tidak terjangkau oleh pengunjung
atau tamu. Sering ditempatkan di bagian dapur atau dekat mempelai disandingkan.
Jalannya pertunjukkan, kedua penari Suradenta dan Surantani dengan membawa peralatannya
masuk sambil menari ke tempat pentas diiringi gendhing kricik-kricik. Setelah
gending suwuk (berhenti), salah satu dari penari, biasanya Suradenta,
memperkenalkan diri, menceritakan maksud dan tujuannya mengadakan begalan.
Penari berdialog menanyakan nama dan maksudnya, lalu minta gendhing Gunungsari.
Di sinilah Surantani menjelaskan panjang lebar sanepa
(makna kias) dari semua isi brenong kepang. Satu persatu dijelaskan dengan
jelas arti dari Ian, ilir sampai seikat padi atau hasil bumi.
Intinya berisi
nasehat untuk mempelai berdua dalam membangun rumah tangganya agar nantinya langgeng
sampai kakek-kakek nenek-nenek. Saat terjadi pertengkaran adu mulut, diiringi
gendhing Pisang Balik. Pada waktu gendhing suwuk, pertengkaran berbuntut
perkelahian diiringi gendhing Renggong Kulon. Selesai perkelahian, diakhiri
dengan pemecahan kendil yang berisi beras kuning, pertanda rejeki bagi mempelai
kelak akan senantiasa melimpah, kemudian isi brenong kepang diperebutkan
oleh penonton.
Mereka meyakini, bila mendapat barang dari brenong kepang akan
mendapat sawab ( berkah ). Alunan gendhing Eling-eling Banyumasan mengakhiri
opera begalan ini. Maka tampak jelas, seni begalan di Banyumas memiliki
kekhasan tersendiri. Baik masalah pemeran, perlengkapan, maupun penyajian
ternyata memiliki keunikkan dan penuh perhitungan yang dikaitkan dengan
kesakralan. Hal seperti ini tidak
dijumpai di daerah lain, kecuali semacam upacara ruwatan melalui pertunjukkan
wayang.
Menurut Ki Sugino Siswocarito, begalan dalam dunia pewayangan pada
perang kembang atau perang sintren sangatlah berbeda. Perang kembang dalam
pewayangan adalah peperangan antara seorang ksatria melawan raksasa atau biasa
disebut buta
begal. Kontribusi Dari Amin Hidayat
http://mgmpipsbanyumas.net46.net
15 December, 2011, 01:53
Bet365 Casino Mobile App - JT Hub
BalasHapusBet365 Casino Mobile App. When you 광주 출장안마 log in, navigate to the casino section, see 안동 출장마사지 the current 사천 출장샵 bet365 속초 출장안마 casino bonus offers, and how you can make 공주 출장샵 money playing online poker